Posted by : Unknown Senin, 14 Desember 2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua arah fungi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Tirtahardja, 2005:37).
Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Kekurangpahaman pendidik terhadap tujuan pendidik dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis (Langeveld,1995).
Pendidikan memiliki tujuan untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dalam berbagai bidang.Pengetahuan pasti memberikan pengaruh penting terhadap perkembangan kompetensi. Dalam peningkatan pengetahuan yang baik perlu digunakan proses belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural, yakni pengetahuan tentang apa sesuatu itu serta pengetahuan tentang bagaimana sesuatu itu. Tenaga pendidik harus mengetahui tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural tersebut. Peserta didik juga perlu suatu kesatuan besar dari pengetahuan deklaratif untuk dapat dimengerti, dan menggeneralisasikan pengetahuan prosedural.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.      Bagaimana cara memperoleh pengetahuan deklaratif?
2.      Bagaimana belajar pengetahuan prosedural?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara memperoleh pengetahuan deklaratif
2.      Mengetahui bagaimana belajar pengetahuan prosedural




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perolehan Pengetahuan Baru Deklaratif
Pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan tentang apa sesuatu itu dan disajikan oleh proposisi-proposisi dan jaringan-jaringan proposisi. Proposisi merupakan bentuk penyajian informasi yang dapat disamakan dengan gagasan.Pengetahuan deklaratif adalah informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan. Contoh dari pengetahuan ini misalnya adalah seorang peserta didik mengetahui bahwa formula untuk menghitung momentum dalam mata pelajaran fisika. Formula momentum adalah massa dikalikan dengan kecepatan.
Dari penjelasan sebelumnya, juga terdapat beberapa hal yang tentu saja berhubungan dengan pengetahuan deklaratif itu sendiri. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.1        Tingkat-tingkat Aktivitas dalam Jaringan Proposisi
Anderson(1983) berpendapat, bahwa proposisi-proposisi mempunyai berbagai tingkatan aktivitas. Pada suatu waktu sebagian besar proposisi itu tidak aktif. Sebagian kecil proposisi yang aktif pada waktu-waktu tertentu adalah bagian yang pada waktu itu dipikirkan. Proposisi-proposisi itu ialah pengetahuan lama, bukan pengetahuan baru.
Satu bagian dari memori kerja terdiri atas bagian kecil dari jaringan proposisi yang sedang aktif sedangkan bagian lain merupakan proposisi-proposisi baru yang sedang dibentuk. Dalam proses penyebaran aktivasi, suatu proposisi tertentu yang aktif meneruskan aktivasi ke proposisi yang berhubungan. Penyebaran aktivasi melandasi banyak proses berpikir.

2.1.1        Beberapa Prinsip tentang Perolehan Pengetahuan Deklaratif
Beberapa prinsip tentang perolehan pengetahuan deklaratif adalah sebagai berikut:
a.       Proposisi baru mencambuk pemanggilan pengetahuan sebelumnya melalui penyebaran aktivasi.
b.      Proposisi baru dan pengetahuan sebelumnya menstimulasi timbulnya proposisi-proposisi baru lainnya (elaborasi).
c.       Semua proposisi baru disimpan berdekatan dengan pengetahuan sebelumnya yang diaktifkan selama belajar berlangsung.

2.1.2        Kebermaknaan
Langkah-langkah dalam perolehan pengetahuan tidak menyediakan kesempatan bagi terjadinya belajar informasi yang sama sekali tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena syarat untuk belajar ialah bahwa harus terjadi hubungan antara pengetahuan baru dan pengetahuan sebelumnya.
Makna harus terkandung dalam hubungan-hubungan antara bagian-bagian struktur pengetahuan, baik itu menyangkut hubungan-hubungan antara proposisi dan proposisi maupun hubungan antara prosedur dan proposisi. Belajar pengetahuan deklaratif sinonim dengan pembentukan makna. Bila tidak ada makna yang dapat dibentuk, maka tidak ada yang dipelajari.

2.1.3        Pemanggilan dan Kontruksi Pengetahuan Deklaratif
Suatu proses pemanggilan biasanya dimulai bila sesorang bertanya atau membaca suatu pertanyaan. Dapat juga suatu pemanggilan dimulai oleh pertanyaan yang datang dari diri sendiri, misalnya waktu seseorang memecahkan masalah, dan membutuhkan informasi yang sudah disimpan sebelumnya. Bila pertanyaan itu dari luar, pertanyaan itu haruys diubah dahulu menjadi proposisi-proposisi, yaitu media penyimpanan internal. Bila hal ini telah dilakukan, maka konsep-konsep dalam proposisi akan mengaktifkan bagian-bagian dari jaringan proposisi yang berhubungan dengan konsep-konsep itu. Aktivasi akan menyebar pada konsep-konsep lain, sehingga proposisi secara keseluruhan teraktivasi. Lalu proposisi yang telah teraktivasi ini diteliti, untuk melihat apakah proposisi ini dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Bila dapat, maka proposisi ini diterjemahkan dalam ucapan atau jawaban tulisan, dan dikeluarkan di lingkungan. Bila proposisi ini tidak menjawab pertanyaan, dan masih ada waktu untuk mencari jawaban, maka pencarian diteruskan dengan membiarkan aktivasi menyebar hingga proposisi lainnya teraktivasi dan diharapkan dapat memberikan jawaban. Tetapi bila tidak ada waktu lagi untuk pencarian selanjutnya, maka orang yang bersangkutan dapat membuat penerkaan didasarkan pengetahuan yang tersedia. Sebagian besar dari langkah-langkah dalam proses ini berlangsung secara tidak disadari. Saat yang disadari hanya waktu menentukan apakah proposisi yang teraktivasi menjawab pertanyaan.

2.1.4        Elaborasi Pengetahuan Deklaratif
Elaborasi adalah proses penambahan pengetahuan yang berhubungan pada informasi yang sedang dipelajari. Elaborasi memperlancar pemanggilan pemanggilan dengan dua cara yaitu :
a.       Elaborasi menyediakan alternatif cara untuk pemanggilan agar aktivasi menyebar. Jadi kalau satu cara menemukan jalan buntu, cara lain masih masih ada.
b.      Elaborasi menyediakan informasi tambahan yang dapat berguna untuk mengkontruksi jawaban.
Prinsip penyebaran aktivasi memberikan penjelasan tentang mengapa elaborasi-elaborasi yang tepat lebih baik untuk menghafal daripada elaborasi-elaborasi yang tidak tepat. Elaborasi-elaborasi yang tepat tidak menyediakan kesempatan-kesempatan bagi penyebaran aktivasi untuk menjauhi informasi yang harus diingat.
2.1.5        Organisasi Pengetahuan Deklaratif
Organisasi ialah proses pembagian himpunan informasi menjadi sub-sub himpunan dan penentuan hubungan antara sub-sub himpunan itu. Menurut Reitmen dan Reuter (1980) manusia mengorganisi informasi secara spontan. Organisasi sangat menolong peringatan informasi. Apakah informasi itu berupa daftar berisi kata-kata benda, cerita-cerita, teks pelajaran, data menunjukkan banyak keuntungan dari organisasi.
Dalam mekanismenya, organisasi dapat mempengaruhi menghafal dengan berbagai cara. Organisasi dapat menahan penyebaran aktivasi dalam daerah memori jangka panjang yang relevan, dan organisasi dapat menyediakan sumber perangsang pemanggilan untuk mencari lebih lanjut dalam memori.

2.1.6        Pertolongan Elaborasi dan Organisasi dalam Pengajaran
Banyak yang dapat dilakukan melalui pengajaran atau materi-materi tambahan untuk meningkatkan penggunaan proses-proses elaborasi dan organisasi para siswa untuk memperlancar belajar dan menghafal. Contohnya meminta peserta didik diminta untuk memberikan contoh-contoh konsep baru serta meminta melengkapi outline.
Daftar prosedur-prosedur dan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang proses-proses belajar deklaratif tentu tergantung imajinasi para guru atau perencanaan pembelajaran. Beberapa kata-kata atau pertanyaan-pertanyaan pada permulaan suatu pelajaran yang memperlihatkan pada para siswa bagaimana materi baru terkait pada materi yang telah mereka ketahuai dapat meningkatkan belajar dan menghafal. Demikian pula beberapa kata-kata atau pertanyaan-pertanyaan selama pelajaran yang menunjukkan suatu organisasi bagi informasi baru, akan menolong peserta didik.

2.2      Belajar Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural menyatakan pengetahuan tentang bagaimana sesuatu itu dan disajikan oleh produksi dan sistem produksi. Produksi dan sistem produksi terdiri atas kondisi-kondisi internal agar aksi-aksi dalam produksi dapat terjadi, serta memperinci aksi-aksi internal dan eksternal yang terjadi bila semua kondisi yang tercantum. Hasil dari penerapan produksi merupakan transformasi informasi. Pengetahuan prosedural teraktivasi lebih cepat dan lebih reaktif terhadap lingkungan daripada pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana performans seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses. Contoh dari pengetahuan ini adalah seorang peserta didik mengetahui masa suatu benda, kecepatannya, dan bagaimana prosedur menentukan momentum benda tersebut.
Dalam perolehan pengetahuan prosedural terdapat dua bentuk prosedur yang perlu dibedakan. Prosedur pengenalan-pola yang mendasari kemampuan mengenal dan mengklasifikasi pola-pola stimulus internal dan eksternal. Prosedur urutan-aksi mendasari kemampuan untuk melakukan urutan-urutan operasi terhasdap simbol-simbol.

2.2.1        Prosedur-prosedur Pengenalan-pola dan Urutan-aksi
Prosedur pengenalan-pola merupakan prosedur yang mencari suatu pola stimulus tertentu. Contoh-contoh baru dari konsep-konsep ditentukan oleh prosedur-prosedur pengenalan pola. Sedangkan prosedur urutan-aksi merupakan prosedur yang melaksanakan satu seri aksi-aksi.
Prosedur-prosedur pengenalan-pola dan urutan-aksi sangat berhubungan dalam tindakan, proses-proses belajar untuk mengenai pola-pola dan dalam belajar melakukan urutan aksi-aksi merupakan hal yang berbeda. Oleh karena itu kedua hal tersebut dipelajari secara terpisah.

2.2.2        Perolehan Prosedur-prosedur Pengenalan-pola
Proses-proses yang terlibat dalam prosedur-prosedur ini ialah generalisasi dan diskriminasi. Apabila seseorang memberikan respon dengan cara serupa pada stimulus-stimulus yang berbeda, ia dikatakan membuat generalisasi. Guru dan bahan-bahan pelajaran dapat merangsang proses generalisasi dengan memilih contoh-contoh konsep yang tepat untuk disajikan. Juga para siswa menjadi lebih tidak tergantung dalam belajar, bila mereka mengetahui bagaimana cara mengungkapkan macam-macamcontoh yang tepat.
Generalisasi meningkatkan daerah situasi-situasi untuk pernerapan suatu prosedur, sedangkan diskriminasi mengurangi atau mempersempit daerah ini. Diskriminasi dirangsang bila suatu prosedur yang telah dikenal tidak dapat diterapkan.
Dalam generalisasi seleksi dan urutan dari contoh-contoh merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kemungkinan, bahwa seorang siswa akan membentuk produksi pengenalan-pola yang benar. Dalam diskriminasi yang penting ialah seleksi dan urutan dari contoh-noncontoh. Suatu noncontoh merupakan suatu misal yang bukan suatu contoh dari konsep yang sedang dipelajari.

2.2.3        Perolehan Prosedur-prosedur Urutan-aksi
Pengenalan-pola dan urutan-aksi sangat terkait dalam tindakan. Akan tetapi, selama belajar kedua prosedur itu dapat dipisahkan. Proses perubahan dari tindakan suatu urutan aksi-aksi dibimbing oleh pengetahuan deklaratif ke tindakan yang dibimbing oleh pengetahuan prosedural, disebut sebagai kompilasi pengetahuan(J.R Anderson,1982).
Kompilasi pengetahuan terdiri atas dua sub proses yaitu proseduralisasi dan komposisi. Proseduralisasi ialah pengguguran perangsang-perangsang dari pengetahuan deklaratif. Proseduralisasi terdiri atas menghasilkan suatu uraian proposisional dari suatu urutan aksi-aksi dan menerjemahkan uraian proposisional ini kedalam suatu himpunan produksi-produksi.
Sedangkan komposisi ialah penggabungan beberapa prosedur menjadi satu prosedur. Agar terjadi komposisi, suatu urutan dari dua produksi harus aktif dalam memori kerja pada waktu yang sama. Sistem akan mempertahankan bahwa aksi dari produksi pertama menimbulkan kondisi untuk produksi yang kedua. Hasilnya merupakan suatu produksi baru yang mempunyai kondisi dari produksi pertama, dan aksi-aksi dari kedua produksi. Kondisi dari produksi kedua hilang sebagai informasi yang tidak diperlukan.

2.2.4        Strategi Mengajar Prosedural
Strategi mengajar untuk generalisasi, diskriminasi, proseduralisasi, dan komposisi pada umumnya memiliki perbedaan. Strategi yang dapat dilakukan untuk setiap macam pengetahuan prosedural antara lain adalah latihan yang diikuti dengan umpan balik. Apabila prosedur ini merupakan pengenalan-pola, maka kesempatan untuk mengklasifikasikan contoh-comtoh baru dari pola hendaknya diberikan. Umpan balik tidak hanya memperlihatkan apakah yang dilakukan betul, tetapi juga bila jawabannya tidak betul. Bila prosedur merupakan urutan-aksi, soal-soal hendaknya berupa aplikasi dari prosedur. Umpan balik hendaknya menunjukkan secara tepat dalam hal apa aplikasi itu dibetulkan, atau secara tepat bagaimana cepatnya suatu prosedur yang betul diterapkan.
Proses-proses belajar yang berhubungan dengan pengetahuan prosedural tergantung pada latihan dan umpan balik. Sebagai contohnya untuk mengembangkan keahlian dalam penampilan intelektual memerlukan waktu yang lama karena membutuhkan kesempatan untuk latihan-latihan. Sebab hanya melalui latihan dapat dikembangkan prosedur-prosedur.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Pengetahuan deklaratif merupakan pengetahuan yang menyatakan tentang apa sesuatu itu, sedangkan pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang menyatakan tentang bagaimana sesuatu itu.
2.      Perolehan pengetahuan deklaratif terjadi bila pengetahuan baru menstimulasi aktivasi pengetahuan lama yang relevan.
3.      Belajar pengetahuan deklaratif pada diri peserta didik harus terdapat kebermaknaan hubungan antara struktur pengetahuan,serta melakukan elaborasi dan organisasi terhadap pengetahuan itu.
4.      Dalam perolehan pengetahuan prosedural terdapat dua bentuk prosedur yang perlu dibedakan, yakni prosedur pengenalan-pola dan prosedur urutan-aksi. Belajar pengetahuan prosedural pada peserta didik dapat dilakukan dengan cara latihan dan umpan balik.

3.2  Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural sangat berkaitan satu sama lain. Apabila pengetahuan deklaratif berjalan dengan baik, namun pengetahuan proseduralnya terhambat maka tidak akan menghasilkan pembelajaran yang efisien dan efektif. Oleh karena itu dalam penerapan belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural diperlukan keselarasan antara satu sama lain. Pendidik harus mengetahui bagaimana cara menerapkan pengetahuan terhadap peserta didik, dan peserta didik juga harus mampu belajar pengetahuan deklaratif dan prosedural agar lebih meningkatkan pendidikan.














DAFTAR RUJUKAN

Dahar, Ratna Wilis.1989. Teori-Teori Belajar. Bandung : Erlangga.
Langeveld,M.J. 1955. Beknope Theoretische Paedagogiek. Jakarta : Dian Rakyat. 
Tirtahardja,Umar & LaSulo, S.L.2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Wijayanti, Ratih Eka. 2014. Belajar Pengetahuan Deklaratif dan Prosedural, (Online), (http://ratih24eka.blogspot.co.id/2014/03/belajar-pengetahuan-deklaratif-dan.html) diakses tanggal 7 September 2015.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Jam

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © electrical kingdom -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -